RIFKI FATAHULLAH (42), MAS’AINA DAUD (45), CITRA KHAIRUNISSA (10)

Rifki Fatahillah dan Mas’aina Daud adalah orang tua dari Citra Khairunissa (10). Sejak berusia 2 tahun, Citra yang cantik dan berkulit putih ini didiagnosa mengalami autis ringan. Setelah didiagnosa oleh Prof. Taslim, orang tua Citra langsung mencari berbagai terapi dengan bermacam metode.

Sampai akhirnya menemukan sebuah terapi dan juga mengkonsumsi produk Tianshi. Menurut keduanya, setelah mengkonsumsi Tianshi, Citra mengalami perkembangan yang cukup baik.

Rifki dan Ma’aina pun ingin berbagi kepada kalangan orang tua yang mengalami masalah sama menghadapi anak autis. Berikut petikannya:

Sejak awal, kami tidak menyadari kalau Citra mengalami gangguan perkembangan. Sejak lahir hingga usia 2 tahun, dia tumbuh normal seperti anak lain. Dia memang tidak merangkak, tapi mengesot dan sering jalan berjinjit.

Kami pikir anak tersebut berbakat jadi penari balet. Tubuhnya juga sangat lentur, kakinya bisa dijadikan sebagai bantalan untuk tidur. Ternyata itu malah bentuk kelainan (hipotonus) yaitu kelenturan yang berlebih.

Dia juga nggak mau pakai baju atau sandal. Agar mau pakai sandal, kami terpaksa mengajaknya berjalan di atas aspal saat siang hari. Setelah kepanasan, dia baru meminta pakai sandal.

Kelainan yang saya rsakan adalah BAB bau sekali, tidak seperti anak normal. Apapun yang dimakan Citra, akan keluar lagi secara utuh. Misalnya dia makan pepaya, saat BAB akan keluar pepaya. Karena itu, Citra diberi obat penghancur makanan. Kami pikir ada maalah di pencernaan.

Kami pun mencari berbagai cara agar pencernaannya bisa diperbaiki. Saya beri dia jus nanas dan kiamboy dengan menggunakan alat dari Jepang, hingga seratnya tidak terbuang. Itu saya lakukan setiap hari, dan akhirnya BAB Citra normal.

Singkat cerita, begitu punya adik, kami baru menyadari Citra mengalami keterlambatan bicara. Karena adiknya lebih cepat bicara. Setelah di diagnosa, ternyata mengalami autis ringan. Kami pun mencoba berbagai terapi dengan bermacam metode. Citra juga kami berikan berbagai produk dari Inggris, Perancis, Filiphina, untuk mengobati dari dalam. Tapi tak ada kemajuan.

Sampai akhirnya pada tertengahan 2005, kami dikenalkan Ibu Isti (Distributor Tianshi) dengan produk Tianshi. Kata Bu Isti, Tianshi punya produk Kalsium yang bagus untuk Citra. Sebab, Citra tak mau minum susu, otomatis kebutuhan kalsiumnya tidak tercukupi.

Setelah membaca kandungan produknya dan cukup masuk akan, kami tertarik mencoba KALSIUM 3. Pertama kali mencoba kami campur ke dalam minumannya sedikit demi sedikit. Karena kalau langsung sekaligus, anak kami pasti menolak karena tidak suka aromanya. Yang penting dalam 1 hari, Citra bisa minum satu bungkus Kalsium. Karena tidak ada efek buruk, kami teruskan Citra mengkonsumsi Kalsium.

Citra mengalami kemajuan setelah mengkonsumsi KALSIUM 3 setelah 6 bulan. Baru kemudian kami tambah suplemen yang lain seperti VITALITY, ZINC, BENEFICIAL (untuk menyiasati Citra yang tidak suka makan), CORDYCEPS, IQ MEAL. Pokoknya, semua produk yang tidak berbahaya saya berikan. Namun untuk Beneficial terbilang jarang, paling seminggu 2 kali 1 butir.

Terus terang, kami tidak mau menggunakan obat kimia untuk Citra. Sebab, anak0anak berkebutuhan khusus ini pengobatannya jangka panjang. Kalau menggunakan obat kimia, otomatis akan ada efek sampingnya.

Sudah begitu, pernah Citra mengkonsumsi obat dokter, tapi malah jadi lebih pendiam seperti ada penenangnya. Kemudian, saya tanya teman-teman terapis di Maibel Terpadu, ya memang efek samping obat dokter seperti itu. Anak-anak memang menjadi tenang, tapi tenangnya tenang blank, kosong.

Berangkat dari sana, kami memilih produk yang aman. Kebetulan untuk Tianshi ini seperti direkomendasikan dr. Yazid, ada beberapa produk yang kandungannya hampir sama dengan obat-obatan untuk anak dengan kebutuhan khusus.

Sehingga Tianshi menjadi pilihan ketimbang obat dokter. Untuk jangka panjang, produk Tianshi tidak akan ada efek samping karena basisnya memang organik.

Kemajuan Citra juga tidak terlepas dari produk Tianshi yang membantu nutrisi dari dalam (oral) serta terapi fisik dari luar. Kedua terapi ini sangat melengkapi.

Citra mulai melakukan terapi fisik dari umur 2 tahun, sejak didiagnosa Prof. Taslim bahwa Citra diduga autis ringan. Kemudian kami mencari berbagai terapi dengan bermacam metode, ternyata di Maibel kami menemukan satu sistem terapi yang lebih masuk akan.

Karena di sini memusatkan perhatian pada pembentukan syaraf, motorik kasar dan motorik halus yang disebut sebagai terapi terpadu. Berbeda dengan metode lain yang mengensankan unsur pemaksaan. Anak-anak dibentuk seperti robot. Kalaupun berhasil, anaknya jadi seperti robot (kaku). Misalnya ditanya, “Citra mau kemana?” Dia akan menjawab, “Citra mau pergi ke sekolah”. Padahal, dia cukup menjawab dengan bahasa percakapan, “sekolah”.

Kalau di Maibel, kami lihat anak-anak ini digali potensinya dulu. Anak-anak harus melalui proses observasi untuk melihat kebutuhan anak.

Perbaduan konsumsi Tianshi dan terapi membuat Citra mengalami kemajuan. Perkembangan baik terlihat pada kondisi fisik yang lebih bagus. Mungkin karena tubuhnya punya kekuatan, secara otomatis yang lain ikut. Dampaknya komunikasi jadi lebih nyambung, padahal tadinya ngeblank.

Kalau kita panggil, sekarang ada respon. Citra sudah mengerti kata perintah. Sekarang dia sudah bisa bilang, “Bunda perut Citra sakit”. Ya, memang bicaranya belum dikatakan sempurna seperti anak-anak yang lain. Tapi bagi kami, sudah ada perubahan yang cukup lumayan.

Kalau untuk akademik, Citra lebih bagus dibanding anak normal. Penguasaan di komputer dan bahasa Inggris sangat menonjol dibanding seusia dia.

Dia juga sudah mengenal huruf pada usia 3 tahun. Jika menyusun kalimat sudah tidak pernah salah. Ketika Citra berusia 4 – 6 tahun. Dia mampu merekam gambar yang dilihat dan kemudian diaplikasikan di komputer. (Ditukil dari Award Kesaksian 4)

0 komentar: